Rabu, 12 Oktober 2011

PRAGMATIK DAN MIKROLINGUISTIK

PRAGMATIK DAN MIKROLINGUISTIK
1.  Kaitan Pragmatik dengan Sosiolinguistik
       Linguistik merupakan ilmu yang mengkaji tentang bahasa. Bahasa yang dikaji dalam linguistic adalah bahasa tulis dan bahasa lisan. Study yang menganalisis tentang bahasa lisan adalah pragmatic dan sosiolinguistik. Purwo {chaer dan agustina, 2004:3} menyatakan “pragmatic merupakan telaah mengenai hubungan diantara lambang dengan penafsiran.” Kridalaksana {chaer dan agustina, 2004 : 3} menyatakan “sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan berbagai variasi serta hubungan diantara cirri fungsi variasi bahasa dalam suatu masyarakat.”

2. Kaitan Pragmatik dengan Wacana
       Sebuah wacana tidak hanya berbentuk wacana tulis, tetapi wacana juga dapat berbentuk wacana lisan. Kedua bentuk wacana ini memilikihubungan dengan pragmatic, karena pragmatic merupakan ilmu yang menganalisis tentang makna bahasa dan konteksnya. Fatimah (1994:56) menyatakan “pragmatikberhubungan dengan wacana melalui bahasa dan konteks.”
3.      Kaitan Pragmatik dengan Pembelajaran Komunikatif
       Pringga Widagda (2002 : 183) “pragmatik berhubungan erat dengan pembelajaran komunikatif, yang artinya kompetensi komunikatif seseorang tampak melalui pragmatic bahasanya atau pemakaian bahasanya sebagai alat komunikasi dalam berbagai situasi dan konteks.”Richard (Pringgawi Dagda, 2002:184) menyatakan “pragmatic adalah study tentang pemakaian bahasa dalam komunikasi, terutama hubungan antara ujaran dengn konteks dan situasi.”
       Dari kedua pendapat diatas jelas bahwa pragmatic berhubunga dengan pembelajaran komunikatif. Sebab pragmatiK merupakan studI yantg membahas mengenai bahasa yang digunakan sebagai alat komuikasi,  khususnya bahasa lisan sesuai dengan konteks dan situasi. Apabila seseorang penguasaan serta pemahamannya mengenai pragmatic cukup baik, mka seoang tersebut akan mampu berkomunikasi dengan baik atau komunikatif. Sehingga pesan yang akan disampaikan  dapat diterima dengan baik.

4.      Kaitan Pragmatik dengan Semantik
       Yule (2006 : 5) menyatakan “ pragmatic adalah study tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistic dan pemakaian bentuk-bentuk itu.” Jika dilihat dari pengertian di atas pada dasarnya pragmatic dan semantic itu berbeda namun, keduanya saling berhubungan. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pragmatik itu merupakan telaah mengenai suatu makna, khususnya makna ujaran. Sedangkan semantic merupakan telaah mengenai makna kata. Jadi pada dasarnya kedua study tersebut memiliki hubungan  yaitu sama-sama menganalisis makna kata, yaitu maknakata dan makna tulisan.

5.      Kaitan Pragmatik dengan Keterampilan Berbahasa
       Tarigan (1980:2) menyatakan “ keterampilan berbahasa  mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.” Yule (2006:5) menyatakan “ manfaat belajar bahasa melalui pragmatic ialah bahwa seseorang dapat  bertutur kata tentang makna yang  dimaksudkan orang, asumsi mereka,maksud atau tujuan mereka , dan  jenis-jenis tindakan yang mereka perlihatkan, ketika mereka berbicara.”
       Berdasarkan pendapat-ppendapat di atas  dapat disimpulkan bahwa  keempat keterampilan berbahasa itu saling berhubungan , selain itu keterampilan berbahasa juga sangat diperlukan oleh seseorang, karena bila seseorang menguasai keempat keterampilan berbahasa  maka orang itu dapat berkomunikasi dengan baik.
Pembahasan
       Melihat penjelasan dalam landasan teoretis ternyata pengertian pragmatic  berdasarkan para ahli itu berbeda namun pada dasarnya mempunyai maksud yang sama  yaitu menelaah suatu makna ujaran berdasarkan konteks dan situasipragmatik juga mempunyai keterkaiitan denga sosialinguistik wacana, pembelajaran komunikatif, semantik, dan keterampilan berbahasa.
       Yang pertama yaitu kaitan pragmatic dengan sosiolinguistik. Pragmatic diartikan sebagai telaah mengenai hubungan diantara lambang dan penafsiran. Yang dimaksud dengan lambang di sini adalah satuan ujaran,  entah berupa satu kalimat atau lebih yang mempuntai makna tertentu, yang didalam pragmatic ditentukan  atas hasil penapsiran sipendengar. Misalnya :  pada pagi hari seorang suami  berkata kepda istrinya  dengan ujaran, “bu, sudah hampir pukul tujuh.” Lalu si istrinya menyahut , “ya, pak, sarapan sebentarlagi siap.” Si istri menjawab seperti itu sebab menurut tapsirannya si suami memberitahukan bahwa sisuami harus segera berangkat ke kantor .
       Pada contoh tersebut jika dipandang  dari segi sosiolinguistiknya contoh tersebut memiliki ragam bahasa  yang tidak formal  karena percakapan tersebut dilakukan oleh suami kepada istrinya, ketidak formalan tersebut disebabkan olehhubungan mereka yang masih dalam lingkungan satu keluarga. Jadi, hubungan antara pragmatic dan sosiolinguistik  berdasarkan contoh diatas adalah suatu percakapan  yang dilakukan  antara penutur dan lawan tutur selalu di sesuaikan  dengan konteks dan situasinyaserta dalam konteks dan situasi tersebut  pasti terdapat sebuah pariasi atau ragam bahasa yang digunakannya.
       Selanjutnya kaitan pragmatik dengan wacana. Berdasarkan pendapat yang ditemukan fatimsh bahwa pragmatic memiliki hubungan dengan wacana  melalui bahasa dan konteks nya, maksudnya dengan bahasa sebuah  sebuah wacana dapat dituangkan menjadi sebuah karya serta dengan bahasa pula bentuk-bentuk dapat diedakan antara wacana  piksi dan non fiksi. Sedangkan berdasarkan konteksnya bias diterapkan terhadap wacana lisan . misalnya, ketika seseorang sedang melakukan pidato pasti disesuaikan dengan konteksnya, apakah formal atau non formal. Jadi dapatlah dikatakan bahwa hubungan pragmatic dengan wacana adalah melalui bahasa dan konteksnya.
       Yang ketiga yaitu kaitan pragmatic dengan pembelajaran  komunikatif. Pembelajaran bahasa tidakhanya  menekankan opada penguasaaan  kaidah-kaidah kebahasaaan, tetapi pembelajaran bahasa juga harus menekankan pada keterampilan  berbahasa. Pembelajaran ini dapat diwujudkan  dengan pendekatan pragmatik  komunikatif. Seperti yang dikemukakan oleh Pringgowidagdo (2002:183) yang menyatakan bahwa pragmatic berhubungan erat dengan komperensi komunikatif. Pendapat tersebut tidaklah salah karena kemampuan berbahasa seseorang tidak hanya menguasai makna ujaran dengan konteks dan situasai tetapi harus bias menerapkannya dalam kehidupan yang nyata. Jadi dengan pendekatan pragmatic komunikatif  kemampuan bahasa seseorang akan disertai dengan keterampilan berbahasanya untuk berbagai keperluan dalam berbagai situasi dengan menggunakan bentuk dan cara untuk bermacam-macam pendengar dan pembaca. Oleh karean itu pragmatik dan ilmu komunikatif  memiliki hubungan yaitu hubungan kemampuan berbahasa yang ditunjang dengan keterampilan berbahasanya.
       Kemudian hubungan pragmatik dengan semantik.  Dalam kajian linguistic yang menganalisis makna bahasa bukan hanya semantik tetapi pragmatic juga menganalisis tentang makna bahasa. Kedua ilmu ini pada dasarnya memiliki perbedaan tetaapi  kedua ilmu ini memiliki hubungan natara keduanya yaitu sama-sama menganalisis tentang makna. Pragmatic menganalisis tentang makna  ujaran menurut tafsiran pendengar sedangkan semantic menelaah makana kata dalam bentuk tulisan dalam hubungan antara lambang dengan objeknya.
       Yang terakhir kaitan pragmatik dengan  keterampilan berbahasa. Seperti yang dikemukakan Yuie (2006:5) bahwa manfaat belajar bahasa melalui pragmatik ialah kita dapat bertutur tentang makana, memberikan asumsi, serta maksud dan tujuan orang. Kemampuan ini harus diterapkan dalam kegiatan berbahasa. Kegiatan berbahasa akan berlangsung kominikatif apabila tealah menguasai emapat keterampilan berbahasa seperti yang dikemukakan oleh Tarigan. Jadi antara keterampilan berbahasa dengan pragmatik saling berhubungan seperti, seseorang tidak akan bias menjadi seorang penyimak yang baik apabila tidak dapat menafsirkan makna lisan maupun makna  tulisan. Begitu pula ketika seseorang sedang melakukan kegiatan membaca, dia harus mampu menafsirkan makna suatu bacaan maik yang tersirat maupun tersurat. Untuk kegiatan menulis, ketika seseorang melakukan kegiatan menulis ia harus dapat merangkaikan makna yang terkandung dalam suatu tata sehingga membentuk suatau makna. Selain itu, ketika seseorang berbicara di depan umum haus dapat mengerti, masksudnya perkataan yang disampaikan harus memiliki makna. Jadi antara keterampilan berbahasa dengan pragmatik merupakn pengetahuan secara linguistik yang dimiliki seseorang yang diwujudkan dalam empat keterampilan berbahasa tersebut.

DAFTAR   PUSTAKA
Chaer dan Agustin. (2004). Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Fatimah. (1994). Wacana Pemahaman dan Hubungan Antar Unsur. Bandung: Eresko.

Pringgawidagda. (2002). Strategi Penguasaan Bahasa. Yogyakarta:Adicipta Karya Nusa.

Tarigan. (1980). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.

Yule. (2006). Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar